Analisis Fasilitas Di Perusahaan Google, Inc. untuk Kenyamanan Karyawan Agar Meningkatkan Kinerja Kerja Melalui Structuration Theory dan Motivasion and Style of Management Theory
Analisis Fasilitas Di
Perusahaan Google, Inc. untuk Kenyamanan Karyawan Agar Meningkatkan Kinerja
Kerja Melalui
Structuration Theory dan Motivasion
and Style of Management Theory

Disusun oleh:
Arrumnur
Ramadhina Sasmita 155120200111041
Diah
Ayu Wulandari 155120201111058
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas
Brawijaya
Malang
2017
I.
PENDAHULUAN
Makalah ini menjelaskan
bagaimana teori strukturasi serta teori motivasi dan gaya manajerial yang
berlaku dalam dunia public relations.
Pada makalah ini juga terdapat contoh konkrit mengenai fasilitas di perusahaan
Google, Inc. untuk kenyamanan karyawan agar meningkatkan kinerja kerja mereka, yang dikaitkan dengan teori motivasi dan gaya
manajerial dalam praktik public relations yakni pada teori motivasi dan
gaya manjerial dapat diartikan segala sesuatu yang mendorong karyawan pada
perusahaan Google, Inc. untuk melakukan kinerja yang lebih baik. Melalui
makalah ini diharapkan setiap mahasiswa dapat memahami teori
strukturasi serta teori motivasi dan gaya manajerial terutama dalam praktik pada
dunia public relations.
II.
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini, penulis akan menyampaikan tentang
teori strukturasi dan teori motivasi & gaya manajerial yang disertakan
contoh berkaitan dengan teori tersebut. Tujun dari pembahasan ini adalah agar
dapat lebih memahami teori, mengaikatkan dan menganilisis pada kehidupan
sehari-hari.
1.
Teori Strukturasi
1.1
Teori Strukturasi dalam
konteks organisasi
Teori Strukturasi ini
digagas oleh Anthony Giddens pada 1984 (Falkheimer, 2007) dan dibangun
berdasarkan teori interaksi sosial. Giddens membangun teori ini berdasarkan
pandangannya bahwa individu mempunyai kemampuan mengubah struktur sosial. Menurut
giddens, individu bebas dalam memilih perilaku komunikasinya sehingga
memengaruhi terciptanya struktur tertentu.
Struktur dalam sistem
sosial seperti norma-norma kelompok, jaringan komunikasi institusi sosial,
ataupun aturan pergaulan memengaruhi perilaku individu dan perilaku indivdu
juga memengaruhi struktur-struktur itu,misalnya dengan membuat aturan baru.
Prosses memproduksi dan mereproduksi struktur disebut strukturasi. Dengan
demikian komunikasi dalam suatu sistem sosial merupakan hasil produksi perilaku
komunikasi individu dan struktur sosial perilaku sosial. Komunikasi dalam suatu
sistem sosial juga terbentuk dari hasil perpaduan perilaku komunikasi individu
dan struktur sosial. Perilaku sosial termasuk perilaku komunikasi sosial,
terbangun dari hasil strukturasi, yaitu proses memproduks dan mereproduksi
struktur yang dilakukan melalui interaksi sosial.
Dalam perkembangannya,
teori strukturasi diadopsi oleh Marshall Scott Poole and Robert McPhee untuk
menerangkan proses komunikasi organisasi. Menurut Poole &McPhee (2005),
organisasi memiliki struktur tertentu dan karenanya struktur di dalam
organisasi merupakan ciri khas suatu organisasi.
Meskipun sama-sama
mengkaji organisasi, teori strukturasi dan teori sistem memiliki definisi
berbeda tentang sistem. Menurut teori struturasi, “suatu sistem bukanlah
berarti sistem dari objek (seperti bagian-bagian mesin mobil), melainkan sistem
di sini berarti sistem dari “human
practice”, yaitu pola aktivitas yang mempunyai makna bagi orang-orang yang
ada di dalamnya yang mengorganisasi aktivitas orang-orang itu dalam menjalin
relasi satu dengan lainnya” (Poole & McPhee, 2005 : 174 dalam Kriyanto,
2014 : 235). Dengan demikian sistem menurut teori strukturasi yaitu pola dari
relasi yang mempunyai makna bagi anggota sistem termasuk relasi antara proses
yang ada di sistem (operation) dan divisi-divisi.
Perbadaan teori sistem
dan strukturasi dalam bidang public
relations, teori ini dapat berada di tengah-tengah dua teori besar lainnya.
Pertama, teori instrumental
agency-oriented yang tidak mengakui
adanya kekuatan struktur; kedua, teori kritis yang hanya memandah public relations sebagai strategi tersembunyi yang digunakan
elite untuk mendominasi ruang public (Falkheimer, 2007 : 288 dalam Kriyantono,
2014 : 236).
Funsgsi struktur bagi
suatu organisasi (Daiton & Zelley, 2015 : 182 dalam Kriyantono, 2014 : 236)
·
Struktur menyediakan
berbagai sarana koordinasi dan kontrol.
·
Struktur membantu
anggota organisasi mendefinisikan identitas mereka di dalam organisasi.
·
Struktur menyediakan
sarana untuk memonitor prestasi kerja.
·
Struktur membantu
organisasi berhubungan dengan lingkungannya.
1.2
Asumsi Teori
Strukturasi
Berdasarkan pendapat
Giddens (1979), terdapat beberapa asumsi pokok teori strukturasi :
1. Pertama,
manusia adalah actor (agen) yang menentukan pilihan sendiri atas perilakunya.
Menurut Poole & McPhee (2005), manusia sebagai agency ini mempunyai tiga karakteristik, yaitu :
(i) Mempunyai
kemampuan memaknai lingkungan kerjanya kondusif atau penuh konflik.
(ii) Mempunyai
pengetahuan yang berasal dari pengalaman hidupnya
(iii) Manusia
mempunyai kemampuan melakukan refleksi diri
2. Kedua,
organisasi diproduksi dan direproduksi melalui struktur- yaitu penggunaan
aturan dan sumber daya dalam interaksi sosial.
3. Ketiga,
struktur bukanlah entitas fisik, melainkan merupakan seperangkat peraturan dan
sumber daya yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuannya. Peraturan (rule) yaitu seperangkat aturan yang
mengatur langkah-langkah mencapai tujuan yang mesti dilakukan suatu organisasi.
Sumber daya merujuk pada berbagai property
atau peralatan yang digunakan anggota organisasi untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya. Ada dua jenis sumber daya, yaitu :
(i) Authoritative: karakteristik
interpersonal dari anggota organisasi, seperti kohesi sosial, pengalaman,
status sosial yang digunakan selama interaksi.
(ii) Alloctive (material-material
yang membantu pekerjaan, seperti waktu, uang, computer, mesin fotokopi, kertas,
dan mesin print).
4. Keempat,
karena struktur bersifat dinamis, maka struktur dalam organisasi bukan hanya
dibentuk pada awalnya saja, melainkan juga mengalami proses pembentukan
kembali.
5. Kelima,
struktur sering dipinjam dari kelompok yang lebih besar
6. Keenam,
teori strukturasi mengasumsikan bahwa semua interaksi sosial memuat tiga elemen
: pemaknaan, moralitas, dan kekuasaan.
7. Ketujuh,
komunikasi berperan sebagai media interaksi dan juga merupakan hasil interaksi.
1.3
Dualitas Struktur
Teori ini berpendapat
bahwa melalui proses strukturasi, indivisu bebas dalam memilih perilaku
komunikasinya (agency) sehingga tercipta struktur tertentu. Giddens
menyebut sebagai struktur baru. Tetapi struktur ini sangat dipengaruhi
pengalaman perilaku atau harapan-harapan sebelumnya. Tetapi di sisi lain,
setelah direproduksi menjado lebih formal, struktur itu aka menjadi pemandu
perilaku individu. Sebagai panduan, pada dasarnya juga berfungsi membatasi
perilaku individu. Kondisi ini disebut a double-edged sword. Struktur diciptakan
oleh dan mengikat perilaku invidu. Situasi ini disebut sebagai dualitas
struktur (duality of structure).
Artinya, struktur mengandung dua sisi yang kontradiktif ( Kriyantono, 2014 :
239).
Menurut teori
strukturasi, organisasi, struktur dan agency
hidup dalam konteks ruang dan waktu. Ruang dan waktu merupakan kondisi dasar
bagi sistem sosial dan perilaku sosial. Struktur organisasi diproduksi,
direproduksi, atau ditransformasi melalui proses repetisi oleh perilaku
individu dalam interaksi sosialnya. Kesimpulannya, struktur organisasi dibuat
oleh anggota organisasi dan ditempatkan serta diubah sesuai konteks ruang dan
waktu. “Struktur organisasi adalah media bagi agency sekaligus hasil dari
interaksi agency” (Falkheimer, 2007 :
288 dalam Kriyanton, 2014 : 240). Peran praktisi public relations yaitu menjadi mediator menghubungkan antara
struktur di satu sisi dan agency di
sisi lainnya, sehingga dualitas struktur bisa berjalan harmoni.
1.4
Teori Strukturasi dalam
Praktik Public relations
Manajemen dan karyawan
dipandang memiliki kemampuan memilih perilaku komunikasi masing-masing untuk
menciptakan dan mengubah aturan dalam interaksi mereka. Berdasarkan teori ini,
proses public relations sebagai suatu
proses komnukasi yang dinamis dimaknai bukan hanya dilakukan oleh praktisi public relations, melainkan oleh semua
anggota organisasi. Artinya bahwa proses public
relations dipandang sebagai proses yang mendukung semua level di dalam
organisasi bukan fungsi top manajemen yang terisolasi. Tujuannya untuk
memberikan peluang anggota organisasi mengkonstruksi realitas sosial sehingga
menciptakan pengertian bersama.
Peran praktisi public relations yaitu mengkomodasi dan
mengarahkan proses strukturasi agar tidak melenceng dari tujuan organisasi.
Teori strukturasi memandang praktisi public
relations sebagai kekuatan komunikasi yang melayani terjadinya reproduksi
dan/atau transformasi suatu ideology dominan dari suatu organisasi. Jadi, public relations bukan hanya bertugas
mengadaptasikan ideology itu kepada publiknya (Falkheimer, 2007).
2.
Teori
Motivasi dan Gaya Manajerial
2.1 Teori
Hierarki Kebutuhan
Teori yang dikemukakan
oleh Abraham Maslow menyebutkan beberapa tingkatan kebutuhan yang harus
dipenuhi agar seseorang merasa terpuaskan (Kriyantono, 2014: 243).

Gambar
1.1 piramida tingkatan kebutuhan menurut Abraham Maslow
2.2 Teori
X dan Y
Teori motivasi yang
menentukan gaya manajerial seorang manajerial ini dikenalkan oleh Douglas
McGregor pada tahun 1967.
Menurut Quaal &
Brown (dalam Kriyantono, 2014: 244) teori X dideskripsikan sebagai upaya untuk
mengelola orang dengan memotivasi mereka sejak awal dengan kekuatan fisik dan
kekuasaan. Asumsi pada teori X bahwa setiap individu pada hakekatnya tidak
menyukai bekerja, tidak memiliki kemauan, hanya membutuhkan motivasi fisiologis
dan rasa aman saja, serta harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk
mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan, teori Y
merupakan kebalikan dari teori Y. Asumsi pada teori Y bahwa setiap individu
pada hakekatnya memiliki keinginan dan kebutuhan yakni keinginan untuk bekerja, kebutuhan
psikologi, keselamatan dan keamanan, kebutuhan sosial (untuk berkumpul dan
berteman) serta kebutuhan yang bersifat individual (harga diri, kebutuhan akan prestasi,
status sosial) menurut Quaal & Brown (dalam Kriyantono, 2014: 245). Dari
asumsi tersebut diharapkan peran manajer lebih untuk mendorong dan menyediakan
peluang dengan memberikan kesempatan
mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing individu.
1.3 Teori V
Teori yang dikembangkan
dari pandangan McGregor oleh Ward L. Quaal dan James A. Brown pada 1976
memandang proses manajerial sebagai proses relasi dua arah. Quaal & Brown
(dalam Kriyantono, 2014: 246) menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan
hubungan antarpersonal yang mengandung makna ada interelasi yang dinamis dari
orang-orang yang terlibat dalam proses pemberian dan pengaktualisasian perintah
dan arahan.
V = (M Ã
D) (a à m)
Artinya, proses
manajemen yang dinamis (V) yaitu suatu fungsi manajemen sebagai subyek (M) mengarahkan
(D) karyawan (manage) sebagai objek (m) untuk mengaktualisasiikan (a) maksud
dari manajer tadi.
2.3 Teori
Kesehatan-Motivator
Dikemukakan oleh
Frederick Herzberg pada 1959. Pada teori ini, terdapat dua factor kepuasan dan
ketidakpuasan kerja, yaitu motivator (penghargaan, tanggung jawab, kemajuan
pekerjaan, prestasi kerja, peluang pengembangan diri, dsb) dan pemeliharaan
atau kesehatan (gaji, supervisi, keamanan kerja, kondisi lingkungan kerja,
administrasi, hubungan dengan rekan kerja, dsb).
2.4 Empat
Gaya Manajerial dari Likert
Teori ini digagas oleh
Rensis Likert pada 1967. Teori ini menjelaskan empat gaya atau sistem
manajerial yang berdasarkan pada suatu analisis atas beberapa variable
manajerial, yaitu motivasi, komunikasi, interaksi, pengambilan keputusan,
pengawasan, level tanggung jawab, dan kinerja (Dainton & Zelley, 2005; Pace
& Faules, 2001 dalam Kriyantono, 2014: 247).
Sistem
|
Gaya
Penguasa Mutlak
|
Gaya Semi
Mutlak
|
Gaya
Penasihat
|
Gaya
Pengajak-Serta
|
Keterangan
|
||||
Motivasi
|
Rasa takut, sanksi, ancaman, dan penghargaan jarang
diberikan
|
Penghargaan dan sanksi
|
Penghargaan dan sanksi tidak sesering sistem gaya
semi mutlak
|
Penghargaan bersifat ekonomi (peningkatan
kesejahteraan) dan motivasi psikologi (terlibat dalam pengambilan keputusan)
|
Pengawasan
|
Ketat
|
Tidak terlalu ketat
|
Karyawan didorong untuk kreatif
|
Karyawan didorong untuk kreatif
|
Interaksi
|
Atasan-bawahan sedikit dan tidak akrab
|
Melalui jalur resmi dan tingkat persaingan tinggi
|
Cukup tinggi antara atasan dan bawahan
|
Cukup sering antara atasan dan bawahan
|
Pengambilan Keputusan
|
Berasal dari manajer di level
|
Dominasi manajer level atas, karyawan sudah terlibat
tetapi mengacu pada aturan yang ditetapkan
|
Karyawan terlibat, manajer mengambil keputusa
setelah berdiskusi dengan karyawan
|
Karyawan terlibat, manajer mengambil keputusa
setelah berdiskusi dengan karyawan
|
Komunikasi
|
Manajer ke bawahan (downward) dan berisi instruksi
serta perintah
|
Masih bersifat downward tetapi dari bawah keatas
dapat menyampaikan pendapat dan keluhan, komunikasi tidak bebas dan sering
tidak terus terang
|
Dua arah dari atas kebawah sehingga mengurangi
tingkat persaingan antarkelompok
|
Dua arah dari atas kebawah, terbuka, berterus
terang, hampir tanpa rasa takut terhadap hukuman.
|
Level Tanggung Jawab pada Tujuan Organisasi
|
Karyawan tidak menaruh perhatian pada tujuan
organisasi
|
Manajer menaruh perhatian dan tanggung jawab pada
tujuan organisasi, namun tanggung jawab pada diri karyawan kurang
|
Karyawan dan manajer sudah merasa perhatian pada
tujuan organisasi
|
Semua level terlibat dalam pengambilan keputusan dan
perumusan tujuan organisasi maka semua memiliki tanggung jawab
|
Kinerja
|
Kepuasan dan produktivitas rendah, serta jumlah
karyawan yang keluar (turnover) tinggi
|
Produktivitas kerja lebih baik dari sistem gaya
penguasa mutlak, serta turnover mulai berkurang
|
Kepuasan tinggi, produktivitas kerja lebih baik,
tingkat turnover rendah
|
Kepuasan tinggi, produktivitas kerja berada pada
tingkat paling tinggi, turnover sangat rendah
|
2.5 Aplikasi Teori Motivasi dalam Praktik Public relations
Sangat
penting bagi praktisi public relations
untuk memahami motivasi karyawan. Maka, tugas public relations antara lain (Kriyantono, 2014: 250-251):
Pertama,
memahami apakah kebutuhan itu telah terpenuhi atau belum dan juga kendala dalam
memenuhi kebutuhan tersebut. Public
relations dapat menggunakan saluran informal yakni managing by walking
around (komunikasi antarpersonal dengan secara berkala mengajak ngobrol
karyawan dan mengunjungi karyawan didepartemennya masing-masing).
Kedua,
public relations menyampaikan
kebutuhan karyawan itu kepada manajemen karena public relations dapat berfungsi sebagai konsultan (expert
prescriber), yang bertugas memberikan ide-ide dan masukan-masukan kepada
manajemen tentang cara meningkatkan motivasi karyawan.
Ketiga,
merancang program komunikasi yang bisa mendorong peningkatan motivasi kerja karyawan.
Misalnya melakukan program diskusi bulanan, social
meeting antara manajemen dan karyawan, dan mengajak karyawan berperan aktif
dalam produksi internal media (newsletter, majalah dinding), pemilihan karyawan
terbaiik dengan iming-iming hadiah, dan sebagainya. Dimana public relations melalui komunikasi dapat menyebarkan pesan-pesan
moral tentang perlunya peningkatan produktivitas bagi kepentingan bersama.
Keempat,
mendorong iklim komunikasi organisasi yang kondusif. Public relations, misalnya, mendorong manajemen untuk menerapkan
pendekatan public relations sebagai
teknik komunikasi (bukan sekedar metode komunikasi) dengan cara melakukan
kunjungan kepada karyawan menurut Mary Parker Follet (dalam Kriyantono, 2014:
251) mengatakan, bahwa “manajer akan efektif dalam menggunakan kewenangannya
bila mampu menjalin kontak personal secara face
to face dengan karyawan, mencari feedback,
dan menjalin kerja sama dengan karyawan.”
2.6 Deskripsi
Permasalahan
Google Inc. adalah
sebuah perusahaan multinasional Amerika Serikat yang berkekhususan
pada jasa dan produk Internet. Produk-produk tersebut meliputi teknologi pencarian, komputasi web, perangkat
lunak, dan periklanan daring. Sebagian
besar labanya berasal dari AdWords.
Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey
Brin saat masih mahasiswa Ph.D. di Universitas Stanford. Mereka berdua memegang
16 persen saham perusahaan. Mereka menjadikan Google sebagai perusahaan
swasta pada tanggal 4 September 1998. Pernyataan
misinya adalah "mengumpulkan
informasi dunia dan membuatnya dapat diakses dan bermanfaat oleh semua
orang", dan slogan tidak resminya adalah "Don't
be evil". Pada tahun
2006, kantor pusat Google pindah ke Mountain View, California.
Sejak didirikan, pertumbuhan perusahaan yang cepat telah menghasilkan
berbagai produk, akuisisi, dan kerja sama di bidangmesin
pencari inti Google. Perusahaan ini menawarkan perangkat lunak
produktivitas daring (dalam
jaringan), termasuk surat elektronik (surel), paket
aplikasi perkantoran, dan jejaring sosial. Produk-produk komputer mejanya meliputi aplikasi untuk menjelajah
web, mengatur dan menyunting foto,
dan pesan
instan. Perusahaan ini memprakarsai pengembangan sistem
operasi Android untuk
telepon genggam dan Google
Chrome OS untuk jajaran netbook Chromebook. Google sudah
beralih ke perangkat keras komunikasi. Mereka bekerja sama dengan berbagai
produsen elektronik besar untuk memproduksi perangkat Nexus-nya
dan mengakuisisi Motorola
Mobility pada Mei 2012. Tahun
2012, infrastruktur serat optik dipasang diKansas untuk memfasilitasi layanan Internet
pita lebar Google Fiber.
Perusahaan ini diperkirakan mengoperasikan lebih dari satu juta server
di beberapa pusat data di seluruh dunia dan
memproses lebih dari satu miliar kueri pencarian dan sekitar 24 petabita data buatan pengguna setiap harinya. Pada
bulan Desember 2012, Alexa menyebut google.com sebagai situs web
paling banyak dikunjungi di dunia. Situs-situs Google dalam bahasa lain masuk
peringkat 100 teratas, sebagaimana halnya situs milik Google sepertiYouTube dan Blogger.
Google menempati peringkat kedua di basis data ekuitas merek BrandZ. Dominasi pasarnya menuai kritik mengenai hak cipta, penyensoran,
dan privasi. Pada
tahun 2014, Google juga mendapat penghargaaan dari Business Indeed sebagai perusahaan yang memiliki merk
paling bernilai.
Pada 10 Agustus 2015, Google melalui
postingan blog, CEO Google Larry Page mengumumkan pembentukan perusahan baru
bernama Alphabet yang akan menjadi perusahaan induk
mencakupi Google dan usaha-usaha lain yang tak terlalu terkait erat dengan
bisnis utama Google.
Pada restrukturisasi tersebut, Larry Page akan menjadi CEO perusahaan baru
Alphabet.Sergey Brinn menjabat sebagai President didampingi Erich Schmidt sebagai Executive Chairman. Sedangkan,
CEO Google akan dijabat oleh Sundar
Pichai.
Perusahaan Google
mencoba untuk menciptkan iklim
yang kondusif pada lingkungannya yakni dengan meningkatkan tunjangan prasarana dan sarana
yang memadai agar terciptanya kepuasan karyawannya serta produktivitas yang tinggi.
Perusahaan
yang didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin ini mampu menjamin para
karyawannya hidup senang, tenang, dan berkecukupan. Apa
saja fasilitas yang bisa dinikmati oleh para Googler?
“Beginilah Cara Google Bikin Karyawan Betah”

Gambar 2.6 Meja Resepsionis Kantor Google di Singapore
KOMPAS.com
— Perusahaan mana yang tidak ingin karyawannya setia, produktif, dan betah
bekerja di kantor? Karena itulah, perusahaan yang baik dan sehat pasti berusaha
menjaga iklim kerja dan semangat para karyawannya dengan memberikan tunjangan
serta fasilitas terbaik bagi mereka.
Hal ini pun dilakukan oleh perusahaan-perusahaan teknologi yang berbasis di Silicon Valley, California, AS. Salah satunya adalah Google.
Selain dikenal baik hati kepada para karyawannya, Google juga menjadi salah satu perusahaan teknologi yang paling diincar oleh para pencari kerja. Betapa tidak? Tunjangan-tunjangan serta fasilitas yang diberikan oleh perusahaan yang didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin ini mampu menjamin para karyawannya hidup senang, tenang, dan berkecukupan. Tampaknya tak ada hal lain yang perlu dikhawatirkan oleh para Googler (karyawan Google), kecuali pekerjaan mereka.
Apa saja fasilitas yang bisa dinikmati oleh para Googler?
Google menyediakan transportasi gratis bagi para Googler yang tinggal di sekitar Mountain View, dekat dengan lokasi Googleplex (kantor Google). Google juga menyediakan fasilitas pangkas rambut gratis di kantor bagi para karyawannya yang sibuk. Mereka tak perlu pergi ke salon sendiri dan antre untuk memangkas rambut atau poninya yang sudah mulai panjang.
Agar para Googler bisa benar-benar beristirahat di akhir pekan, Google menyediakan fasilitas laundry dan layanan dry cleaning di kantornya. Jadi, bukan hal aneh jika setiap akhir pekan para karyawan membawa pakaian kotornya ke Googleplex.
Di Googleplex, karyawan juga bisa bersantai sambil bermain ping pong, biliar, dan foosball alias table football. Meja-meja permainan ini terletak di beberapa tempat dalam gedung. Bagi para Googler yang hobi "berolahraga jempol", Google juga menyediakan perlengkapan video game.
Kalau mau, karyawan Google boleh membawa hewan peliharaannya ke kantor. Akan tetapi, yang satu ini rasanya sulit jika ingin sering dilakukan karena bekerja sambil mengawasi hewan peliharaan bukan hal yang mudah dilakukan. Untuk menyambut akhir pekan, setiap Jumat, para Googler biasa berkumpul bersama sambil minum bir dan anggur gratis.
Seru, tetapi itu belum apa-apa. Masih banyak tunjangan dan fasilitas yang dapat dinikmati oleh para Googler. Daftarnya dilansir oleh Business Insider dan pasti membuat Anda bermimpi untuk bekerja di sana.
Makanan dan minuman gratis
Makan siang gratis di kantor karyawan mungkin hal yang sudah biasa di banyak kantor. Nah, di Googleplex, selain makan siang, sarapan dan makan malam pun selalu tersedia bagi karyawan. Ini karena lokasi kantor Google agak jauh dari restoran. Fasilitas yang satu ini membuat para Googler bisa menghemat waktu dan uang mereka.
Googleplex juga dilengkapi dapur-dapur kecil yang menyediakan kopi, snack, dan minuman bagi para karyawan. Dapur-dapur itu ditempatkan berdekatan dengan ruang kerja karyawan agar Googler tak perlu pergi jauh dari mejanya untuk mengambil makanan. Intinya, perut para penghuni Googleplex dijamin selalu kenyang.
Jaminan kesehatan
Agar karyawannya tetap bugar, Google menyediakan gym dan kolam renang di lingkungan kantornya. Tak tanggung-tanggung, kolam renang itu dijaga oleh petugas khusus untuk memastikan keselamatan para penggunanya. Karyawan Google yang tidak enak badan atau terluka saat bekerja juga bisa membuat janji dengan dokter di Googleplex.
Meskipun bekerja di Google terlihat sangat menyenangkan, para karyawan juga punya tanggung jawab yang besar dan dituntut untuk berkinerja baik. Karena itu, pekerjaan juga bisa membuat mereka pusing. Namun, ketika sukses menyelesaikan suatu proyek dengan baik, mereka bisa menikmati bonus pijat selama 1 jam dari therapist yang disewa Google.
Aturan 80/20
Aturan Google yang satu ini sangat terkenal. Google menuntut para karyawannya untuk menghabiskan 80 persen waktu kerja di kantor untuk mengerjakan pekerjaan mereka, dan meluangkan 20 persen sisanya untuk mengerjakan proyek khusus sesuai passion mereka. Artinya, dalam waktu kerja standar selama seminggu, ada satu hari penuh yang dapat mereka gunakan untuk mengerjakan proyek di luar pekerjaan utama mereka.
Google banyak mengembangkan teknologi masa depan di Google Labs. Menurut Google, kebanyakan teknologi canggih itu justru berawal dari proyek-proyek "sampingan" para karyawan dalam program 20 persen itu.
Bertemu banyak orang pintar
Karyawan Google adalah orang-orang yang pintar. Di Googleplex, mereka juga terbiasa bertemu dan bekerja dengan orang-orang pintar lainnya, termasuk Larry Page dan Sergey Brin. Googler juga sudah terbiasa bertemu dan bekerja dengan para pemimpin, pemikir, dan seleb di industri teknologi.
Meskipun para karyawannya sudah pintar, Google tetap mendorong mereka untuk selalu belajar. Salah satu buktinya, pintu kamar mandi dan bagian atas urinoir dalam toilet kantor mereka dihiasi berbagai puzzle dan tips seputar coding. Rupanya para Googler juga percaya bahwa toilet merupakan salah satu tempat terbaik untuk menemukan inspirasi.
TechStop
TechStop adalah unit tech-support yang dijaga oleh para spesialis TI terbaik di Googleplex. Di sana, para karyawan yang mendapat kesulitan berhubungan dengan hardware dan software bisa meminta pertolongan. TechStop buka 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Urusan TI sepele sekalipun akan dilayani di tempat ini, termasuk ketika karyawan lupa membawa charger laptop-nya ke kantor.
Cuti melahirkan dan punya anak
Pepatah "banyak anak banyak rezeki" tampaknya berlaku bagi para Googler. Sementara kantor-kantor lain hanya memberikan cuti melahirkan kepada para karyawan perempuan, Google juga bermurah hati memberikan cuti "menyambut anak" bagi para karyawan laki-lakinya.
Google memberikan hadiah "libur" selama 6 minggu, dan tetap digaji, kepada Googler laki-laki yang istrinya melahirkan. Sementara itu, kepada Googler perempuan yang baru melahirkan, Google memberikan libur selama 18 minggu setelah sang anak lahir.
Bukan itu saja. Setelah kelahiran sang anak, karyawan juga mendapatkan bonus untuk meringankan biaya-biaya membeli kebutuhan bayi. Setelah sang ibu kembali bekerja, dia bisa membawa bayinya ke kantor dan menitipkannya di fasilitas Day Care yang disediakan di Googleplex.
Tunjangan kematian
Google menjamin kesejahteraan karyawannya, bahkan sampai mereka meninggal dunia. Ketika ada Googler yang meninggal dunia, perusahaan akan mencairkan asuransi jiwa karyawan dan memberikannya kepada keluarga yang ditinggalkan. Google juga akan membayarkan setengah dari gaji karyawan tersebut kepada suami/istrinya yang ditinggalkan hingga 10 tahun ke depan. Selain itu, Google juga akan memberikan tunjangan sebesar 1.000 dollar AS yang diberikan setiap bulan kepada anak-anak almarhum.
Jadi, siapa yang ingin bekerja di Googleplex?
Hal ini pun dilakukan oleh perusahaan-perusahaan teknologi yang berbasis di Silicon Valley, California, AS. Salah satunya adalah Google.
Selain dikenal baik hati kepada para karyawannya, Google juga menjadi salah satu perusahaan teknologi yang paling diincar oleh para pencari kerja. Betapa tidak? Tunjangan-tunjangan serta fasilitas yang diberikan oleh perusahaan yang didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin ini mampu menjamin para karyawannya hidup senang, tenang, dan berkecukupan. Tampaknya tak ada hal lain yang perlu dikhawatirkan oleh para Googler (karyawan Google), kecuali pekerjaan mereka.
Apa saja fasilitas yang bisa dinikmati oleh para Googler?
Google menyediakan transportasi gratis bagi para Googler yang tinggal di sekitar Mountain View, dekat dengan lokasi Googleplex (kantor Google). Google juga menyediakan fasilitas pangkas rambut gratis di kantor bagi para karyawannya yang sibuk. Mereka tak perlu pergi ke salon sendiri dan antre untuk memangkas rambut atau poninya yang sudah mulai panjang.
Agar para Googler bisa benar-benar beristirahat di akhir pekan, Google menyediakan fasilitas laundry dan layanan dry cleaning di kantornya. Jadi, bukan hal aneh jika setiap akhir pekan para karyawan membawa pakaian kotornya ke Googleplex.
Di Googleplex, karyawan juga bisa bersantai sambil bermain ping pong, biliar, dan foosball alias table football. Meja-meja permainan ini terletak di beberapa tempat dalam gedung. Bagi para Googler yang hobi "berolahraga jempol", Google juga menyediakan perlengkapan video game.
Kalau mau, karyawan Google boleh membawa hewan peliharaannya ke kantor. Akan tetapi, yang satu ini rasanya sulit jika ingin sering dilakukan karena bekerja sambil mengawasi hewan peliharaan bukan hal yang mudah dilakukan. Untuk menyambut akhir pekan, setiap Jumat, para Googler biasa berkumpul bersama sambil minum bir dan anggur gratis.
Seru, tetapi itu belum apa-apa. Masih banyak tunjangan dan fasilitas yang dapat dinikmati oleh para Googler. Daftarnya dilansir oleh Business Insider dan pasti membuat Anda bermimpi untuk bekerja di sana.
Makanan dan minuman gratis
Makan siang gratis di kantor karyawan mungkin hal yang sudah biasa di banyak kantor. Nah, di Googleplex, selain makan siang, sarapan dan makan malam pun selalu tersedia bagi karyawan. Ini karena lokasi kantor Google agak jauh dari restoran. Fasilitas yang satu ini membuat para Googler bisa menghemat waktu dan uang mereka.
Googleplex juga dilengkapi dapur-dapur kecil yang menyediakan kopi, snack, dan minuman bagi para karyawan. Dapur-dapur itu ditempatkan berdekatan dengan ruang kerja karyawan agar Googler tak perlu pergi jauh dari mejanya untuk mengambil makanan. Intinya, perut para penghuni Googleplex dijamin selalu kenyang.
Jaminan kesehatan
Agar karyawannya tetap bugar, Google menyediakan gym dan kolam renang di lingkungan kantornya. Tak tanggung-tanggung, kolam renang itu dijaga oleh petugas khusus untuk memastikan keselamatan para penggunanya. Karyawan Google yang tidak enak badan atau terluka saat bekerja juga bisa membuat janji dengan dokter di Googleplex.
Meskipun bekerja di Google terlihat sangat menyenangkan, para karyawan juga punya tanggung jawab yang besar dan dituntut untuk berkinerja baik. Karena itu, pekerjaan juga bisa membuat mereka pusing. Namun, ketika sukses menyelesaikan suatu proyek dengan baik, mereka bisa menikmati bonus pijat selama 1 jam dari therapist yang disewa Google.
Aturan 80/20
Aturan Google yang satu ini sangat terkenal. Google menuntut para karyawannya untuk menghabiskan 80 persen waktu kerja di kantor untuk mengerjakan pekerjaan mereka, dan meluangkan 20 persen sisanya untuk mengerjakan proyek khusus sesuai passion mereka. Artinya, dalam waktu kerja standar selama seminggu, ada satu hari penuh yang dapat mereka gunakan untuk mengerjakan proyek di luar pekerjaan utama mereka.
Google banyak mengembangkan teknologi masa depan di Google Labs. Menurut Google, kebanyakan teknologi canggih itu justru berawal dari proyek-proyek "sampingan" para karyawan dalam program 20 persen itu.
Bertemu banyak orang pintar
Karyawan Google adalah orang-orang yang pintar. Di Googleplex, mereka juga terbiasa bertemu dan bekerja dengan orang-orang pintar lainnya, termasuk Larry Page dan Sergey Brin. Googler juga sudah terbiasa bertemu dan bekerja dengan para pemimpin, pemikir, dan seleb di industri teknologi.
Meskipun para karyawannya sudah pintar, Google tetap mendorong mereka untuk selalu belajar. Salah satu buktinya, pintu kamar mandi dan bagian atas urinoir dalam toilet kantor mereka dihiasi berbagai puzzle dan tips seputar coding. Rupanya para Googler juga percaya bahwa toilet merupakan salah satu tempat terbaik untuk menemukan inspirasi.
TechStop
TechStop adalah unit tech-support yang dijaga oleh para spesialis TI terbaik di Googleplex. Di sana, para karyawan yang mendapat kesulitan berhubungan dengan hardware dan software bisa meminta pertolongan. TechStop buka 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Urusan TI sepele sekalipun akan dilayani di tempat ini, termasuk ketika karyawan lupa membawa charger laptop-nya ke kantor.
Cuti melahirkan dan punya anak
Pepatah "banyak anak banyak rezeki" tampaknya berlaku bagi para Googler. Sementara kantor-kantor lain hanya memberikan cuti melahirkan kepada para karyawan perempuan, Google juga bermurah hati memberikan cuti "menyambut anak" bagi para karyawan laki-lakinya.
Google memberikan hadiah "libur" selama 6 minggu, dan tetap digaji, kepada Googler laki-laki yang istrinya melahirkan. Sementara itu, kepada Googler perempuan yang baru melahirkan, Google memberikan libur selama 18 minggu setelah sang anak lahir.
Bukan itu saja. Setelah kelahiran sang anak, karyawan juga mendapatkan bonus untuk meringankan biaya-biaya membeli kebutuhan bayi. Setelah sang ibu kembali bekerja, dia bisa membawa bayinya ke kantor dan menitipkannya di fasilitas Day Care yang disediakan di Googleplex.
Tunjangan kematian
Google menjamin kesejahteraan karyawannya, bahkan sampai mereka meninggal dunia. Ketika ada Googler yang meninggal dunia, perusahaan akan mencairkan asuransi jiwa karyawan dan memberikannya kepada keluarga yang ditinggalkan. Google juga akan membayarkan setengah dari gaji karyawan tersebut kepada suami/istrinya yang ditinggalkan hingga 10 tahun ke depan. Selain itu, Google juga akan memberikan tunjangan sebesar 1.000 dollar AS yang diberikan setiap bulan kepada anak-anak almarhum.
Jadi, siapa yang ingin bekerja di Googleplex?
2.7 Analisis
Permasalahan
Dalam
perusahaan atau organisasi karyawan merupakan roda penggerak kehidupan.
Karyawanlah yang memberikan ide serta tenaga agar perusahaan dapat memproduksi
hasil karya sebaik mungkin, sehingga perusahaan tetap bisa bersaing dan
keberlangsungan perusahaan tetap terjaga. Tak heran bila beberapa perusahaan
menyediakan fasilitas pendukung bagi karyawannya agar nyaman dan produktif. Sebagai contoh perusahaan Google, Inc.
memperlakukan karyawan dengan sangat baik.
Perusahaan
Google, Inc. menerapkan teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow. Juga
dijelaskan pada teori Y, menurut Quaal & Brown bahwa setiap individu pada
hakekatnya memiliki keinginan dan kebutuhan
yakni keinginan untuk bekerja, kebutuhan psikologi, keselamatan dan
keamanan, kebutuhan sosial. Maslow menyebutkan beberapa tingkatan kebutuhan,
antara lain :
1. Kebutuhan
fiosiologi, seperti makanan, minuman, buang air besar, pakaian dan sebagainya.
Dalam perusahaan Google, Inc. membuat fasilitas dapur-dapur kecil yang
menyediakan kopi, snack, dan minuman bagi para karyawan. Dapur-dapur
itu ditempatkan berdekatan dengan ruang kerja karyawan agar Googler tak perlu
pergi jauh dari mejanya untuk mengambil makanan.
2. Kebutuhan
keamanan dan keselamatan, seperti keamanan, jaminan hari tua, bebas ancaman,
uang pesiun, dll. Pada perusahaan Google,Inc. jika karyawan Google
yang tidak enak badan atau terluka saat bekerja juga bisa membuat janji dengan
dokter di Googleplex. Dan juga mereka bisa menikmati bonus pijat selama 1 jam
dari therapist yang disewa Google.
Google
menjamin kesejahteraan karyawannya, Ketika ada Googler yang meninggal dunia,
perusahaan akan mencairkan asuransi jiwa karyawan dan memberikannya kepada
keluarga yang ditinggalkan.
3. Kebutuhan
sosial, seperti bergaul dengang orang lain. Karyawan Google
adalah orang-orang yang pintar. Di Googleplex, mereka juga terbiasa bertemu dan
bekerja dengan orang-orang pintar lainnya, termasuk Larry Page dan Sergey Brin.
Googler juga sudah terbiasa bertemu dan bekerja dengan para pemimpin, pemikir,
dan seleb di industri teknologi.
Pada
perusahaan Google,Inc. kinerja karyawan meningkat ketika karyawan merasa adanya
kepuasan dalam melakukan perkerjaannya. Selain itu dalam teori kesehatan-motivator
kinerja karyawan meningkat ketika adanya peluang pengembangan diri, gaji yang
tetap, kondisi lingkungan kerja yang nyaman, dan terjalinnya hubungan
komunikasi yang baik antar karyawan.
Sangat
penting bagi praktisi public relations
untuk memahami motivasi karyawan. Di perusahaan
Google,Inc. praktisi public relations
memahami kebutuhan karyawan
telah terpenuhi atau belum dan juga kendala dalam
memenuhi kebutuhan tersebut. Public
relations menggunakan saluran informal yakni managing by walking around.
Lalu, public relations juga menyampaikan kebutuhan karyawan itu kepada manajemen
karena public relations dapat
berfungsi sebagai konsultan (expert prescriber), yang bertugas memberikan
ide-ide dan masukan-masukan kepada manajemen tentang cara meningkatkan motivasi
karyawan. Sehingga merancang program komunikasi yang bisa mendorong
peningkatan motivasi kerja karyawan.
Dan juga perusahaan
Google, Inc. berkaitan dengan teori yang digagas oleh Rennis Likert yaitu empat
gaya manjerial. Pada empat gaya manajerial dari Likert, perusahaan Google,Inc.
ini memiliki tipe, antara lain :
1. Motivasi,
karyawan Google memiliki motivasi : motivasi dilakukan dengan memberikan
penghargaan. Pemberian sanksi dimungkinkan tetapi tidak sering.
2. Pengawasan,
dalam perusahaan Google, Inc. karyawan didorong untuk kreatif dalam
melaksanakan pekerjaannya.
3. Interaksi,
perusahaan Google, Inc. atasan dengan bawahan cukup sering berinteraksi
sehingga menaruh kepercayaan besar, meskit tidak mutlak, dan keyakinan pada
karyawan.
4. Pengambilan
keputusan, karyawan dalam Google sudah dilibatkan dalam beberapa pengambilan
keputusan.
5. Komunikasi
dalam Google,Inc. memiliki tipe pada sistem 3 yaitu berjalan dua arah ke atas dan
ke bawah sehingga mengurangi tingkat persaingan antarkelompok.
6. Level
tanggung jawab pada tujuan organisasi pada Google,Inc. sifat yang sangat
penting, karena tujuan organisasi menjadi komitmen bersama.
7. Kinerja
karyawannya sangat tinggi, tingkat kepuasan tinggi dan tingkat turnover sangat rendah.
III.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat ditarik, antara lain sebagai berikut:
1.
Perusahaan Google, Inc.
menerapkan teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow. Pada perusahaan Google,Inc.
kinerja karyawan meningkat ketika karyawan merasa adanya kepuasan dalam
melakukan perkerjaannya. Selain itu dalam teori kesehatan-motivator kinerja
karyawan meningkta ketika adanya peluang pengembangan diri, gaji yang tetap,
kondisi lingkungan kerja yang nyaman, dan terjalinnya hubungan komunikasi yang
baik antar karyawan.
2.
Selain itu, perusahaan
Google, Inc. juga berkaitan dengan teori Likert yakni empat gaya manajerial
yang dapat dilihat dari sisi motivasi, pengawasan, interaksi, pengambilan
keputusan, komunikasi, level tanggung jawab pada tujuan organisasi, dan
kinerja.
3.2
Saran
Budaya
perusahaan tidak muncul dengan sendirinya dikalangan anggota organisasi atau
karyawann tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada dasarnya budaya
perusahaan adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang dipelajari atau
dimiliki bersama atau oleh semua anggota organisasi dan diwariskan dari satu
generasi kegenerasi berikutnya dalam perusahaan tersebut.
Budaya
perusahaan sangat penting perannya dalam mendukung terciptanya suatu organisasi
atau perusahaan yang efektif. Secara lebih spesifik atau budaya perusahaan
dapat berperan dalam menciptakan jjati diri atau mengembangkan keikutsertaan
pribadi dengan perusahaan dan menjadikan pedoman dalam berperilaku bagi
karyawan. Budaya perusahaan pada perusahaan Google, Inc. sangatlah bagus
menurut kelompok kami karna telah menciptakan iklim yang kondusif bagi karyawan
didalamnya serta dapat memberikan motivasi bagi karyawan dengan memberikan
fasilitas-fasilitas yang sangat memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Kriyantono,
R. (2014). Teori public relations
perspektif barat dan lokal: Aplikasi penelitian & praktik. Jakarta:
Prenada Media.
Komentar
Posting Komentar